Ancaman Yang Bikin Tersenyum - Cerpen

Ancaman Yang Bikin Tersenyum - Cerpen




ancaman yang bikin tersenyum - cerpen
Sumber gambar google.com diedit oleh Hermansyah


Satu sore, sebuah angkot yang didominasi warna putih dan biru tampak melintas di sebuah jalan yang padat di bilangan Jakarta Barat. Di dalam angkot itu ada beberapa orang penumpang, di pojok belakang angkot sebaris dengan sopir, duduk seorang pemuda yang sedang menyedot es cekek berwarna coklat. Di samping pemuda itu duduk seorang lelaki paruh baya dan bocah laki-laki. Di depan si pemuda duduk seorang ibu muda yang sedang menyusui anaknya. Sebangku dengan ibu muda itu duduk dua orang wanita berseragam kerja.

Ketika pemuda itu sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan melalui kaca belakang angkot, anak yang sedang disusui oleh si ibu muda itu tiba-tiba berhenti menyusu dan menangis. Si ibu muda mengusap-usap lembut punggung sang anak dan berharap sang anak berhenti menangis dan kembali menyusu.

Tangis sang anak bukannya berhenti malah tangisannya semakin kencang. Tangisannya terdengar memenuhi angkot dan mengundang perhatian penumpang angkot.

Pemuda itu tertegun sejenak, matanya berpindah dari pemandangan luar ke arah ibu muda dan anaknya. Ibu muda itu tampak sedikit panik, dia mencoba menyusui kembali anaknya tapi sang anak tak mau dan terus menangis.

Melihat anaknya terus menangis dan tak mau menyusu, si ibu muda dengan nada sedikit mengancam berkata kepada anaknya, "Jangan nangis kalau nangis nanti susunya ibu kasih oom itu," sambil tangannya menunjuk ke pemuda yang ada di depannya.

Ancaman sang ibu nampaknya berhasil, anaknya kembali menyusu dengan tenang, namun tak lama kemudian anaknya kembali menangis, dan ibu muda itu kembali memberi ancaman yang sama, dan anaknya kembali diam dan menyusu lagi. Hal tersebut terus saja berulang hingga akhirnya sang pemuda itu bertanya ke ibu muda itu, "Maaf, Mbak. Sebenarnya saya bakal dikasih susu apa nggak sih?

Ketika ibu muda itu mendengar pertanyaan si pemuda, dia menoleh dan menatap pemuda itu sejenak, dia seperti terkejut dengan pertanyaan si pemuda. Ibu muda itu kemudian tersenyum dengan malu-malu dan sedikit tergagap dia menjawab, "Maaf, Mas. Aku enggak serius kok, cuma biar anakku diam saja."

=============== Mahluk Manis Dalam Lift ===============

Penumpang angkot lainnya tersenyum geli, mungkin mereka terhibur oleh situasi aneh yang baru saja terjadi. Bahkan sopir angkot yang tampaknya mendengarkan percakapan itu, menoleh sejenak melalui kaca spion lalu tertawa kecil. Sementara angkot terus melaju di jalan yang padat.

Si pemuda itu tersenyum tipis, seolah-olah mengerti maksud dari ibu muda tersebut. "Ya, saya mengerti, Mbak. Tapi mungkin Mbak bisa cari cara lain untuk menenangkan si kecil, Mbak. Kasihan kan kalau saya terus-terusan dijadikan sebagai ancaman."

Ibu muda itu tertawa kecil, dan kali ini anaknya juga ikutan tertawa, seakan mengerti bahwa dia baru saja menjadi bagian dari adegan kecil yang lucu. "Iya deh, Mas. Maaf banget, lain kali aku enggak pakai Mas lagi buat ancaman," ibu muda itu membuka pembicaraan lagi, kali ini lebih tenang. Dia tampak sedikit malu, tapi berusaha tersenyum ramah.

"Ya, enggak apa-apa, Mbak," jawab pemuda itu sambil tertawa kecil menenangkan situasi. "Tapi jujur aja, rumah saya sudah lewat dua kilometer lho, dan saya hampir saja serius mempertimbangkan untuk meminta susu itu."

Perkataan si pemuda kali ini membuat hampir semua penumpang tertawa lebih keras, bahkan bocah laki-laki yang duduk di samping lelaki paruh baya yang sedari tadi diam, ikut terkekeh. Suasana di dalam angkot yang awalnya canggung berubah menjadi lebih santai dan penuh tawa. Bahkan si ibu muda tertawa lega, meskipun mungkin sedikit merasa malu atas kejadian yang baru saja terjadi.

"Jadi, Mas ini sudah kelewatan jauh ya?" tanya ibu muda sambil menatap si pemuda dengan raut wajah yang penuh rasa bersalah.

Pemuda itu hanya tersenyum. "Enggak apa-apa. Saya masih bisa jalan kaki nanti untuk balik lagi. Dan lagi pula, kapan lagi saya dapat cerita seru buat dibagi ke teman-teman saya.. hahaha," jawab pemuda itu dilanjutkan dengan tertawa.

Ibu muda itu tersenyum, sementara lelaki paruh baya yang sedari tadi hanya senyum-senyum kecil ikut berkata, "Wah, Mas. Ini pengalaman yang sangat langka, biasanya ancaman buat anak-anak itu kayak 'ntar dipanggil polisi' atau 'ada hantu.' Tapi kali ini yang jadi ancaman malah Mas. Beda banget kan!"

Tawa kembali memenuhi angkot. Pemuda itu menepuk bahu lelaki paruh baya itu, sambil tertawa lalu dia berkata, "Nah, itu dia, Pak! Kalau tadi saya jadi polisi atau hantu, mungkin saya enggak keberatan. Tapi susu? Ini sih ancaman yang enggak biasa."

Ibu muda itu ikut tertawa, meskipun wajahnya masih agak malu-malu. "Iya ya, Mas. Aku enggak kepikiran. Pokoknya yang penting anakku diam, jadi aku asal berkata saja."

=============== Pertengkaran Di Sore Hari ===============

Salah satu dari dua wanita yang memakai seragam kerja ikut berbicara, "Mbak, kalau anak nangis, coba diajak bicara lembut. Kadang, anak itu bukan karena mau sesuatu, tapi cuma ingin diperhatikan."

Ibu muda itu mengangguk, "Iya, Mbak. Terima kasih sarannya."

Namun, kejadian itu belum berakhir sampai di situ. Ketika angkot berhenti karena ada penumpang yang akan naik, seorang ibu yang membawa dua anak kecil. Ibu muda yang tadi duduk di depan saya tiba-tiba terlihat panik kembali, anaknya mulai gelisah.

"Kamu jangan nangis lagi, ya," bisiknya pelan kepada anaknya. "Kalau nangis, nanti........."

Sebelum ibu muda itu sempat melanjutkannya, si pemuda buru-buru menginterupsi dengan nada bercanda, "Tapi kali ini jangan saya yang jadi ancamannya, ya, Mbak.. hahaha," katanya dilanjutkan dengan tertawa.

Sekali lagi, angkot kembali dipenuhi oleh derai tawa.

Ibu yang baru saja naik bersama dua anaknya tampak bingung melihat semua penumpang tertawa. Dia lalu melirik ibu muda yang sedari tadi menjadi pusat perhatian. Dia tampak heran, mungkin bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi.

Beberapa saat setelah penumpang baru naik, pemuda itu memutuskan untuk turun, dia berkata, "Kiri, Pak sopir." Angkot pun menepi dan berhenti, sebelum turun pemuda itu berucap kepada si ibu muda. "Semoga si kecil tenang terus ya, Mbak, tanpa perlu pakai ancaman lagi."

Ibu muda itu tersenyum malu dan mengucapkan terima kasih. "Iya, Mas. Maaf ya sekali lagi, terima kasih juga sudah menghibur."

Pemuda itu keluar dari angkot setelah terlebih dahulu membayar ongkosnya, saat kakinya menyentuh trotoar, udara sore yang segar menyambutnya. Jalanan masih ramai, tetapi dia merasa santai setelah kejadian lucu tadi. Dengan langkah ringan, pemuda itu berjalan menyusuri trotoar, dia merasa bahwa hari, penuh dengan warna yang tak terduga.



Tamat 

=============== Di Saat Turun Hujan ===============

Komentar

  1. meski si pemuda tau kalo itu cuma bercanda, tapi dia rela nunggu sampai kelewat jauh dari tempat yang seharusnya dia turun, siapa tau di kasih susu beneran 🤣

    BalasHapus
  2. Kadang memang ada suasana seru dan menyenangkan kalau naik angkot, Mas. Seperti cerita Mas diatas. Jadinya lumayan terhibur usai penat bekerja.
    Tapi suasana di dalam angkot bisa juga sebaliknya. Ngeselin. Misal angkotnya kelamaan ngetem, Atau ada penodong. Atau ada yang muntah-muntahm eh ternyata copet.

    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin itu suka dukanya naik angkot, ya pak.

      Hapus
  3. Apakah pemuda itu mas onoh makanya mau menunggu 2 km agar dapat susu gratis.🤭

    Punya pengalaman yang mirip, jadi aku pernah belanja di Alfamart, pas antri mau bayar di kasir ada anak kecil yang rewel nangis.

    Emak nya lalu bilang, jangan rewel nanti kamu dibawa om itu mau ngga ancam nya sambil lihat ke arah aku. Anaknya begitu lihat ke arahku langsung diam. Emang muka ku seram ya.😑😑😑

    BalasHapus
    Balasan
    1. Satu jawaban untuk dua pertanyaan, mungkin.. wkwkwk

      Hapus
    2. Ternyata di belakang ku persis ada orang lain mas, badannya gede terus tatoan rambutnya juga acak acakan, mungkin itu yang bikin anak itu ngga nangis.😂

      Hapus
    3. Kalau yang ini jawabannya, tak mungkin.. wkwkwk

      Hapus
  4. Aku kok jadi ikutan senyum bacanya. Aku jadi merasa mirip dengan mamah muda itu, wkwkwk..., si kecil kalau lagi kehausan ya mirip kayak gitu wkkwkwkw...dan cuma aku aja yang bisa nenangin, yang lain ga bisa 😂, tiap kehausan en mau nen brutal hahhaha.....tapi kalau dah kenyang anteng... tinggal bobok dengan damainya hahhaha makanya mamahnya cepat langsing 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untung setelah kenyang langsung bobo, coba kalau udah kenyang langsung jingkrak-jingkrak, lebih brutal lagi.. hihihihi

      Hapus
  5. kasihan si pemuda itu, saya jamin deh bakalan kebayang-bayang trs sama susu. 😂 😂 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya seperti itu, kebayang terus dianya.. wkwkwk

      Hapus
  6. Gara-gara ancaman si ibu muda soal susu, se angkot jadi bahas susu ya hahah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga juga, si supir cuma tertawa kecil tuh.. hahaha

      Hapus
  7. Ibu muda nya benar2 menghibur seluruh isi ankot.sampai mas nya rela jalan 2 km hehe

    BalasHapus
  8. ya kali mau gantian di susuin wkwkwkwkw

    BalasHapus
  9. Kejadian di angkot yang bikin tawa. Lucu juga, si anak ga mau ada saingan, apa lagi si oom itu ...😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya tuh anak calon jagoan jadi ngga mau disaingi..hihihi

      Hapus
  10. Yaaaaa, PHP ibu muda nya 🤭🤭. Kasian sampe bablas ga turun dari angkot hahahahaha .

    Tapi memang kalo anak sampe nangis di kendaraan umum, duuuh itu bikin panik. Krn jujur sebagai ibunya pasti takut yg lain keganggu. Atau mungkin Krn budaya kita itu suka ga enakan kali yaa. pdhl kalo dipikir anak nangis itu wajar .

    Aku juga sama kok. Pasti segala cara dilakuin supaya anak diem 🤭

    BalasHapus
  11. kayaknya es cekek yang pemuda itu minum adalah es teajus gula batu yang harganya 2rb an :D

    BalasHapus

Post Yang Paling Banyak Dibaca

Rindu Yang Tak Terjawab - Cerpen

Sepenggal Kisah Dunia Maya (#3) - Cerbung

Sepenggal Kisah Dunia Maya (#2) - Cerbung

Ratih, Secantik Dewi Ratih - Cerpen