Postingan

Jejak Hati Di Minimarket - Cerpen

Gambar
Jejak Hati Di Minimarket - Cerpen Hujan deras mengguyur sejak sore mendinginkan udara membuat jalan yang biasanya ramai menjadi lebih lengang. Jalan yang basah berkilau seolah berubah menjadi cermin raksasa yang memantulkan lampu-lampu jalan dan kendaraan yang melintas. Wawan melirik jam tangannya, jam tujuh lebih lima belas menit. Jam pulang kantor sudah lama lewat, kantornya pun sudah sepi, dan ia pun memutuskan untuk mampir ke minimarket di pertigaan jalan, tempat ia biasa membeli kopi kalengan dan makanan ringan untuk menemani malam. Minimarket itu tampak lengang. Lampu neon memancarkan cahaya putih terang, menciptakan suasana hangat di tengah dinginnya hujan di luar. Wawan melangkah masuk, dan aroma khas ruangan ber-AC yang dingin bercampur wangi plastik serta makanan instan menyambutnya. Langkahnya menuju rak kopi terhenti sejenak saat ia melirik ke meja kasir. Di sana, seorang perempuan bertubuh mungil dengan rambut disisir rapi tampak sedang membereskan tumpukan struk. Nani, n

Beranjak Dari Luka - Cerpen

Gambar
Beranjak Dari Luka - Cerpen Andi duduk termenung sendiri di sudut sebuah kafe. Tubuhnya bersandar malas pada sandaran kursi yang terbuat dari kayu. Di depannya, ada sebuah meja kecil dari kayu tanpa taplak. Di atas meja terdapat sebuah cangkir berisi setengah kopi hitam yang tampak sudah mendingin, bungkus rokok yang isinya hampir habis, korek api, dan sebuah asbak penuh dengan puntung serta abu rokok. Lampu-lampu redup menggantung rendah di langit-langit, cahayanya menciptakan bayang-bayang lembut di wajahnya yang tampak lesu, seolah menanggung beban tak terucapkan. Dengan gerak perlahan, Andi mengambil sebatang rokok dan menatapnya sejenak, seolah mencari sesuatu di dalamnya. Setelah beberapa detik, barulah dia menyalakannya dengan korek api yang tergeletak tak jauh darinya. Asap putih yang dia hembuskan berbaur dengan udara sekelilingnya, membentuk spiral melayang sebelum menghilang. Di luar, hujan mulai turun rintik-rintik, menambah kesan melankolis. Andi meraih cangkirnya, mengan

Sepenggal Kisah Dunia Maya (#3) - Cerbung

Gambar
Sepenggal Kisah Dunia Maya (#3) - Cerbung Kalimat Salma itu membuat Reihan sedikit terhenyak. Alasan? Reihan tertawa dalam hati. Memang, ada alasan yang tak pernah bisa kalian pahami. Aku ingin bermain dan membuat bingung kalian... hihihi." Agus membalas dengan cepat, "Sal, ini soal kejujuran. Kalau dia memang teman kita, kenapa tak mau mengakui? Kalau memang dia nggak mau bicara dengan kita, bilang aja langsung." "Kalian tidak mengerti... Ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan begitu saja." Balas Reihan. Salma kembali menimpali, "Kalau ada masalah, bisa kita bicarakan. Kenapa harus bersembunyi, Rei?" Agus, yang tak mau kalah, kembali membalap lagi, "Lu tau nggak, semakin lu menyangkal, semakin jelas kalau lu itu Reihan. Ayo, keluar aja, Rei. Buat apa sembunyi? Apa yang lu takutkan?" Reihan terdiam, dia membiarkan kursornya berkedip-kedip tanpa henti. Apa yang dia takutkan? Tak ada yang ia takutkan, ia hanya ingin bermain-main saja. "B