Dia Yang Suka Dengan Kata Hmmm (Kenapa Mesti Hmmm?) - Cerpen

Dia Yang Suka Dengan Kata Hmmm (Kenapa Mesti Hmmm?) - Cerpen



dia yang suka dengan kata hmmm - cerpen
Sumber gambar google.com diedit oleh Hermansyah


"Membaca kata 'hmmm' terkadang membuatku bersedih apalagi yang memberikan komentar hmmm atau mengirimkan pesan hmmm ke inbox itu Perempuan," ucapku.

"Memangnya ada apa sebenarnya antara mas Hermansyah dengan hmmm dan perempuan?" Tanya Mbak Reny Anggreany.

"Membaca kata hmmm membawa pikiranku ke seorang, orang yang sangat dekat tapi kini telah menjauh."

"Cieee...cieeee... Siapa tuh?" Goda Mbak Reny.

"Beberapa waktu yang lalu aku mengenal seorang perempuan di FB, awalnya saling berkomentar dan berlanjut ke inbox sampai akhirnya bertemu dan jalan bersama hampir setahun tapi.... Ahh, sudahlah memang takdir-Nya aku dan dia harus berpisah."

"Ohh gitu... Apa perempuan itu, perempuan yang pernah Mas Her ceritakan?" Tanya Mbak Reny sedikit serius.

"Bukan, bukan dia. Dengan yang ini aku berpisah karena takdir."

"Ada lebih dari 100 pemberitahuan yang masuk dan beberapa inbox di akun Facebook-ku setelah beberapa hari tak dibuka. Satu persatu aku perhatikan pemberitahuan yang masuk itu dan aku tertarik dengan satu pemberitahuan *Maya Septiani mengomentari status Anda.* Aku pun memulai cerita.

"Maya Septiani, siapa dia? Baru pertama ini aku melihatnya memberikan komentar," ucapku dalam hati.

Aku pun mengklik pemberitahuan tersebut, "Hmmm" hanya itu yang ditulisnya. Rasa penasaran langsung menyelimuti hatiku. "Siapa dia sesungguhnya?" Tanyaku dalam hati. Aku pun mengklik namanya untuk melihat profilnya. Tinggal di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Lajang, Bekerja dan wajahnya cantik juga. Aku pun senyum senyum sendiri.

"Cieee... Mas Her... Cieeee.... Lanjut," kembali Mbak Reny menggodaku.

Kembali aku melihat-lihat lagi pemberitahuan yang masuk, *Maya Septiani menerima permintaan pertemanan Anda.* "Oh jadi.... Oke lah," aku pun kembali tersenyum. Lantas aku mengklik pemberitahuan Maya Septiani mengomentari status Anda untuk membalas komentarnya. "Kenapa Mesti hmmm?" Tulisku membalas komentarnya.

Sambil menunggu balasannya yang entah kapan akan dibalasnya, bisa jadi baru dibalas pas musim kecapi atau musim rambutan atau malah tidak dibalasnya sama sekali, iseng-iseng aku melihat-lihat statusnya.

*Sudah gelap banget semoga saja tidak turun hujan, cucian baru dijemur* salah satu status dari Maya yang mencuri perhatianku dan aku pun langsung mengkomentari status tersebut. "Semoga Allah memberikan rahmat-Nya dengan menurunkan hujan."

Hampir menjelang Magrib, Maya baru membalas komentar yang aku berikan di statusnya. "Hmmm." Hanya itu yang ditulisnya dan aku jawab "Kenapa mesti hmmm?" Dan dia hanya menjawab dengan tertawa, "Hahahaha." Dan dia tidak membalas komentarku yang membalas komentarnya di statusku.

Di hari itu aku tak begitu fokus kepada Maya, aku malah asyik dengan teman teman yang sudah biasa saling berkomentar. Tapi setelah beberapa hari Maya mulai mencuri perhatianku karena selalu aktif memberikan komentar di setiap status yang aku buat. Dan hasrat untuk lebih mengenalnya mendadak timbul.

Minggu siang sekitar jam 2, Maya memposting status terbarunya. *Baru juga dicuci sudah diguyur hujan lagi... Hmmm.*

Dan aku pun langsung mengomentari statusnya itu."Jangan mengeluh terus ntar hilang cakepnya...hahaha."

"Hmmm.."

"Kenapa mesti hmmm?"

"Hahahaha."

"Jiaahhh."

"Kenapa?"

"Ngga kenapa-napa."

Hari itu aku dan Maya berbalas komentar cukup lama dan berawal dari situ mulailah ada keakraban dan akhirnya hampir di setiap status  yang aku buat atau status Maya, aku dan Maya selalu berbalas komentar.

"Hmmm." Satu kata yang menjadi awal inbox-nya yang akhirnya menjadikan aku dan Maya semakin akrab saja. Komunikasi pun bukan hanya lewat FB dan inbox saja tapi lewat apa saja yang bisa dipakai untuk berkomunikasi.


=============== Baca juga cerita lainnya : Misteri Di Balik Kata Hmmm ===============


Minggu pertama di bulan April aku mengajak Maya untuk bertemu dan Maya pun menyetujui. Dan satu restoran di sebuah mal yang ada di Jakarta jadi tempat pertemuanku dengan Maya.

Setelah pertemuan itu hubungan aku dan Maya semakin akrab dan ada kecocokan, status hubungan pun sudah jelas dan aku pun jadi tak ragu lagi untuk selalu berkunjung ke rumah Maya.

Entah di pertemuan yang ke berapa waktu aku mengajak Maya keluar rumah untuk menikmati malam Minggu di pertemuan itu aku mengatakan kepada Maya tentang niatku untuk mengenalkan dia kepala orang tuaku.

"Lebaran nanti Abang berniat mengenalkan Maya ke orang tua Abang, apakah Maya bersedia?" Tanyaku

"Abang serius?" Maya balik bertanya.

"Serius, Abang serius itu pun kalau Maya tidak keberatan."

"Kalau memang Abang serius Maya mau, Bang. Maya senang sekali mendengar ini. Jadi tak sabar menunggu lebaran."

"Benar kah, Abang pun jadi tak sabar menunggu lebaran. Setelah Abang kenalkan Maya ke orang tua Abang, Abang akan meminta orang tua Abang untuk secepatnya melamar Maya agar kita bisa menikah setelah lebaran haji. Maya setuju kan?"

"Hari ini Maya bener-bener bahagia, Bang. Maya memang sangat mengharapkannya. Maya sangat setuju dengan niat Abang, kita menikah setelah lebaran haji."

"Terima kasih, terima kasih May. Sekarang Abang sudah merasa tenang, semoga yang kita rencanakan ada di dalam rencana-Nya."

Kira kira sebulan sebelum bulan puasa aku menutup akun FB cukup lama dan berkomunikasi dengan Maya hanya lewat telpon atau SMS. Dan entah apa penyebabnya di bulan itu aku malas sekali untuk datang ke rumah Maya atau bertemu dengannya padahal dia sudah beberapa kali memintaku untuk menemuinya. Sampai akhirnya beberapa hari menjelang puasa Maya tak bisa dihubungi, ditelpon tidak diangkat di-SMS tidak dibalas.

Di hati mulai ada perasaan cemas dan rasa yang aku sendiri tidak tahu rasa apa namanya. Sekali lagi aku hubungi telponnya, telponnya sudah tidak aktif. Rasa cemas semakin menguat dan rasa takut akan kehilangannya pelan pelan mulai menyelimuti hatiku.

Aku harus ke rumahnya dan harus tau kabarnya. Aku memutuskan untuk berangkat ke rumah Maya saat itu juga agar aku tau kabarnya dan perasaan di hati ini menjadi tenang.

Namum sebelum berangkat terbersit ingatanku akan akun FB-nya. Aku pun segera mengaktifkan kembali akun FB-ku yang sudah lama aku nonaktifkan. Setelah terbuka aku langsung membuka FB-nya. Dan pada saat akun FB-nya terbuka aku langsung terduduk lemas. Antara percaya dan tidak percaya  aku kuatkan hatiku untuk membaca pesan pesan di dinding FB-nya. Di dinding FB-nya penuh dengan ucapan "innalilahi dan selamat jalan." Dan di salah satu ucapan itu ada komentar dari adik sepupunya yang mengatakan kalau Maya meninggal setelah beberapa hari ia dirawat di rumah sakit karena terkena serangan kanker otak.

"Ohh maaf, Mas... Turut berduka cita semoga beliau khusnul khotimah... Sekali lagi aku minta maaf, Mas," Mbak Reny memotong ceritaku.

"Nggak apa apa, Mbak. itu sudah lama namun terkadang aku masih suka teringat dia bila membaca komentar "hmmm" sebab dia sangat senang sekali memakai kata "hmmm" apalagi bila inboxnya lama di balas kata "hmmm" langsung menyerang," jawabku.

"Ohh gitu ya... Aku juga suka ngomong gitu.... Tapi jangan larut dong sama kata itu... Ingat Mas Her jalan masih panjang."

"Bukannya larut dengan kata itu tapi tanpa diperintah wajahnya langsung terlintas di mata dan tanpa sadar saya membalas kata "Hmmm" dengan kata yang sering aku pakai untuk membalas kata "Hmmmnya." "Kenapa mesti hmmm?"

Apa yang telah aku dan Maya rencanakan ternyata tak ada di dalam rencana-Nya. Aku menyayanginya tapi Allah lebih menyayangi-Nya dan Dia memanggilnya pulang.




Tamat



Baca juga juga cerpen lainnya : Adakah Pertemuan Di Cerita Kita (Masih Ada Sedikit Harapan)

Komentar

  1. Kenapa mesti sad ending sih mas? :(
    Aku baper jadinya. Sedih bgt ini sih, udah serius bgt perasaannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin sudah takdirnya jadi sad ending.

      Hapus
    2. Belum Huu ... Kan sutradaranya masih disini jadi masih bisa dirubah ceritanya..🤣🤣

      Hapus
  2. woaaah yang ini uda dibuka treadnya...hiks

    e iya loh pas baca pertama kali aku aja nangis hhahahahaa

    mungkin saking mendalami penjiwaanya

    tapi aku baca ini dari 2 ke 1 jadinya aku baru tau mayanya pas terakhiran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Herman kalo bikin cerpen memang luar biasa ya mbak, sampai yang baca ikut nangis

      Hapus
    2. kakak agus juga kok...palagi yang cinta sampai mati aka pak lurah muahahhahahahha

      Hapus
    3. eh ini 1 dulu ya...maksudnya dari yang di sini ama yang di bawahnya post ini :D

      Hapus


  3. Akhirnya ...Hhmmmm!!..

    Kenapa nggak Aahh...Uuhhh...Iihh Baru Hmmm!!.🤣🤣😋

    Ada lanjutannya Huu..😊😊

    Yaa intinya perlu ngerubah rencana Huu dengan mencari Rongdo..🤣🤣🤣

    BalasHapus
  4. duuuh :(
    kalimat penutupnya itu lho bang Her :( apalagi backsoundnya mendukung buat baper :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa betul mbak Ell yuk kita baper2 bareng..🤣🤣

      Hapus
  5. memang ya kalo ada cwek yang komentar di facebook, profil nya langsung distalking wkwkwkwk

    BalasHapus
  6. Meski ini cuma cerpen, rasanya tetap ada 'nyess' di hati. Sepertinya kata 'hemmh' semakin membeks justru karena gagal memenuhi permintaan Maya utk datang dan main ke rumahnya di saat2 terakhir, Jd ga sempat mengucapkan selamat tinggal secara langsung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nahh wanita harusnya mengerti kalo kata hmm itu bisa bikin nyesek cowok wkwkwk

      Hapus

    2. Mungkin lagi make masker tebal kali mas jadi nyesak..🤣🤣

      Hapus
    3. atau bisa juga terinspirasi dari lagu si nisa sabyan hmmm hmmm hmmm hmmm ����

      Hapus
  7. Mas Her, aku baper bacanyaa 😭😭
    Pasti shock bgd ya dia pas baca pemberitahuan di facebook itu..

    BalasHapus
  8. Ini based on true story nggk sih Her??
    Kok aku bacanya nyess sedih gtu yah... Kasian banget Maya, mungkin dia udh nahan rasa sakitnya pas sejak ketemu kamu..

    BalasHapus
  9. Reny Anggreini, kayak nama teman sekantorku dulu :D

    BalasHapus
    Balasan

    1. Hayooo siapa tahu ada kemiripan mas Sofyan..😊😊

      Hapus
  10. Untung ada Ningsih penggantinya 😆

    BalasHapus
  11. Apakah ini true story? berdasarkan kisah nyata?
    Semoga nggak ya? Semoga hanya fiksi .Hehehe..Jadi ikut sedih bacai nya.
    Dari cerpen ini bisa diambil kesimpulan bahwa bila anda menyukai atau menyintai seseorang, jangan pernah sia-siakan waktu bersama nya. Karena belum tentu hari esok kita masih bersama nya .
    Lah Hermansyah sich pakai acara malas-malasan ketemu segala dengan Maya... setelah ditinggal selamanya baru nyesal kan? Berarti sosok Maya adalah orang yang baik sekali sehingga cepat dipanggil pulang oleh penciptaNYA.
    Sekali lagi jangan menyia-nyiakan waktu selagi dia masih ada disamping kita.

    BalasHapus
  12. Duh, aku jadi ikut sedih nih, maaaaaas. Jangan-jangan kalau dengar orang bilang hmmmm aku jadi sedih. Keinget sama Maya soalnya 😭. Padahal ini cuma fiksi lho, tapi kok berasa banget ini sedihnyaaa.😭😭😭

    BalasHapus
  13. hmmmm
    aku menikmati ceritanya, berasa real. sama kayak mba justcherry bilang, apakah ini true story
    Maya perempuan lemah lembut dan baik hati, jika seandainya Tuhan jadi menyatukan mereka, herman sungguh sangat beruntung
    sedihh nih endingnya

    BalasHapus
  14. 😭😭😭😭 hatiku kayak diremas-remas membaca cerpen ini.
    Pintar sekali Kak Herman menulis cerpennya. Bisa mengubek-ubek perasaan pembaca 😭

    BalasHapus
  15. Mas akutuh ikutan sedih loh, bener2 menyedihkan ini, mak nyess gitu bacanya

    BalasHapus
  16. Cerita ini asyik, karena perkenalan dengan Maya diulas rinci, juga--bagaimana mereka sepakat ke pernikahan.

    Cuma saya tidak suka seorang laki-laki yang susah move on seperti si 'aku' ini. Masih bawa-bawa masa lalu yang "mengirisnya" karena TIDAK JODOH.

    BalasHapus
  17. Sebenarnya saya agak geregetan, pas dimana diminta datang tapi tak kunjung datang, hmmmm.

    BalasHapus

Post Yang Paling Banyak Dibaca

Sepenggal Kisah Dunia Maya (#1) - Cerbung

Dara, Gadis Dunia Maya (#1) - Cerbung

Makhluk Manis Dalam Lift - Cerpen

Dara, Gadis Dunia Maya (#3) - Cerbung

Misteri Di Balik Kata Hmmm - Cerpen