Dia Yang Sudah Lama Tertidur - Cerpen
Dia Yang Sudah Lama Tertidur - Cerpen

Sumber gambar google.com diedit oleh Hermansyah
Sedang asyik-asyiknya Dani bermain game C.O.P sambil menunggu waktu pulang kerja, tiba-tiba ada telpon masuk dari nomor tak dikenal. Dani pun menggerutu panjang pendek, "Siallllll... Siapa sih ini yang menelepon menganggu keasyikan orang bermain game saja." Dani hanya memandangi layar ponselnya, ia tak merespon panggilan tersebut. Tak sampai lima detik panggilan itu terputus.
"Di jaman menelepon sudah murah, masih ada saja yang hanya missed call," sambil tertawa Dani berkata dalam hati.
Dani kembali hendak melanjutkan bermain game C.O.P yang terhenti, namum belum sempat ia melanjutkannya. Nomor tak dikenal itu kembali menelepon, dan seperti sebelumnya, panggilannya sudah diputus kurang dari lima detik. Hal itu ia dilakukannya sampai enam kali, mungkin dia berpikir akan ditelepon balik.
"Jangankan enam kali, seratus kali di-missed call pun, nggak bakalan saya telepon balik. Jangankan cuma di-missed call, ditelepon benaran aja belum tentu saya respons, apalagi cuma missed call nggak keanggap dah," gerutu Dani dalam hati. Sejujurnya, Dani paling malas merespons telepon dari nomor yang tak dikenalnya.
Dani menunggu beberapa saat untuk memastikan apakah dia akan menghubunginya lagi atau tidak. Setelah menunggu hampir lima belas menit, ternyata dia tidak menghubunginya lagi. Dani pun kembali melanjutkan bermain game sampai jam pulang kantor, yang kurang lebih hanya tinggal setengah jam lagi.
Akhirnya waktu pulang pun tiba. Dani menyimpan ponselnya di saku celananya. Lalu, dia menyambar jaket dan memakainya. Setelah itu, dia mengambil tas punggungnya yang berisi laptop yang tergeletak di meja. Ia pun berjalan menuju mesin absensi sidik jari untuk absen pulang.
Baru beberapa langkah Dani meninggalkan meja kerjanya, ponsel yang dikantonginya berdering. Dani langsung memasukkan tangannya ke saku celana untuk mengambilnya. Namun, belum sempat Dani mengeluarkan ponsel dari saku celananya, panggilan sudah terputus.
Dani mengeluarkan ponselnya dan menatap layar ponselnya itu karena ia yakin akan dihubungi kembali. Dani yakin orang yang barusan menghubunginya adalah orang yang tadi me-missed call dia.
Benar saja, telepon kembali berdering dan Dani pun langsung mengangkatnya, tapi si penelepon langsung mematikannya.
"Hahaha... ternyata memang cuma berani missed call saja. Ketika diangkat, langsung diputus! Hahaha... payahhh!"
Lalu Dani menekan lambang telepon untuk melihat detailnya. "Ternyata nomornya dipakai sebagai nomor WhatsApp, berarti dia... hahaha! okelah kalau begitu."
Dani menekan lambang pesan dan mulai mengetik, "Hari gini beraninya cuma missed call? Nggak punya pulsa ya dan cuma mengandalkan data? Jual aja tuh ponsel buat beli pulsa... Hahaha."
Triing! pesan pun terkirim. Dani memasukkan ponsenyal kembali ke saku celananya, lalu melanjutkan langkah untuk pulang.
Baca juga: Makhluk Manis Dalam Lift
**********
Bersamaan dengan berkumandangnya azan Magrib dari musala tak jauh dari rumah, Dani sampai di depan rumahnya. Ketika ia hendak turun dari motor untuk membuka pintu pagar, secara kebetulan adik iparnya, Teguh, keluar dari rumah hendak pergi salat ke musala.
Teguh membuka pintu pagar dan menyapa, "Baru sampai, Bang?"
Dani mengangguk dan bertanya, "Kamu mau ke musala, Guh?"
"Iya, Bang," jawab Teguh sambil melangkah menuju musala tapi baru beberapa langkah Teguh kembali dan berkata, "Oh ya, Bang, tadi siang Kak Ahmad meneleponku. Dia meminta nomor telepon Abang dan sudah aku berikan, Bang."
Dani terdiam sesaat lalu dia berkata, "Bukannya Kak Ahmad sudah tau nomor telepon Abang, Guh?"
"Kak Ahmad ganti ponsel dan nomor baru. Nomor yang lamanya hangus, Bang."
Dani tertegun, dalam hatinya berkata, "Jangan-jangan yang tadi missed call itu dia."
Dani pun mengeluarkan ponselnya dan melihat nomor yang tadi me-missed call-nya. Ia lantas menyebutkan sebaris nomor itu dan menanyakan kepada Teguh. "Apakah ini nomornya Kak Ahmad, Guh?"
Teguh membenarkan nomor yang baru saja disebutkan oleh Dani adalah nomor kakaknya.
"Waduh!"
"Ada apa, Bang?"
"Nggak Ada apa-apa. Tadi nomor itu sempat nelepon beberapa kali, namun tidak Abang angkat, Guh"
"Oh, ya udah nggak apa-apa, Bang. Mungkin nanti kakakku akan menelepon lagi. Sekarang aku ke musala dulu, Bang."
Teguh melangkah menuju musala. Sementara itu, Dani langsung memasukkan motor ke halaman rumah. Setelah itu ia masuk ke rumah dengan perasaan sedikit tidak enak. Dani masuk ke kamar, menaruh tas punggung yang berisi laptop di atas tempat tidur, dan melepas jaket lalu menggantungkannya di balik pintu.
Dani duduk di atas tempat tidur dan memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan. Ia tidak menyangka nomor yang tadi missed call ternyata nomor Kak Ahmad, dan ia sudah mengirimkan pesan yang cukup sinis tentang missed call dan pulsa ke nomor tersebut.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya Dani memutuskan untuk meneleponnya nanti setelah salat Magrib.
Baca juga: Di Saat Turun Hujan
**********
Setelah menyelesaikan salat Magrib, Dani merasa tegang dan cemas. Ia memikirkan pesan sinis yang tadi sore ia kirim ke Kak Ahmad setelah dia beberapa kali melakukan missed call. Dani menyadari bahwa tindakan yang dilakukannya kurang sopan dan tidak pantas. Lagi pula, kalau bukan karena Kak Ahmad belum tentu dia bisa kerja di tempat kerja yang sekarang ini.
Tanpa menunda lagi, Dani mengambil ponselnya, melihat log panggilan dan mencari nomor Kak Ahmad. Setelah menemukannya, ia langsung menekan tombol panggil. Sambil menunggu panggilan terhubung, pikiran Dani berkecamuk dengan berbagai kemungkinan respons yang akan ia terima.
Beberapa detik berlalu, akhirnya panggilan dijawab. "Assalamualaikum," suara Kak Ahmad terdengar dari seberang sana.
"Wa'alaikumussalam, Kak. ini saya, Dani," Dani menjawab dengan sedikit gugup.
"Oh.. Ada apa, Dan?" Kak Ahmad bertanya dengan nada keheranan, mendengar nada suara Dani.
"Saya ingin minta maaf, Kak," masih dengan sedikit gugup Dani menjawab.
"Minta maaf? Minta maaf tentang apa, Dan?" tanya Kak Ahmad sedikit bingung.
Setelah menenangkan diri, Dani menjawab, "Tadi saya menerima beberapa missed call dari nomor yang tidak saya kenal, dan saya telah mengirimi pesan yang mungkin nadanya terlalu sinis ke nomor itu. Saya tidak tahu kalau nomor itu ternyata nomor Kak Ahmad."
Ada keheningan sejenak. Dani menahan napas, menunggu reaksi Kak Ahmad.
Kak Ahmad akhirnya menjawab dengan sedikit tertawa, "Terima kasih atas kejujuranmu, Dan. Itu tidak jadi masalah walaupun sebenarnya kakak juga sedikit terkejut ketika menerima pesanmu, tapi Kakak tahu alasanmu mengirimkan pesan itu dan Kakak juga mengerti keenggananmu menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal karena sedikit banyak Kakak tahu kepribadianmu."
Rasa lega memenuhi pikiran Dani, tapi ia masih merasa bersalah. "Meskipun begitu, saya benar-benar meminta maaf, Kak. Saya tidak seharusnya mengirimkan pesan seperti itu."
Di seberang sana Kak Ahmad tersenyum. "Santai saja, Dan. Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena kamu tidak salah. Angggap saja ini kejadian yang lucu dan kita lupakan saja, oke."
Senyuman muncul di wajah Dani, perasaan lega karena Kak Ahmad tidak marah dan begitu pengertian memahami perilakunya. "Terima kasih, Kak. Saya Sekarang sudah tak dag dig dug lagi. Oh ya, ada apakah Kakak menelepon saya?"
"Oh, sebenarnya tak ada apa-apa, Kakak hanya ingin bertanya apa besok selepas Ashar kamu ada urusan atau ada pekerjaan, Dan?"
Oh, kebetulan besok saya bebas, Kak."
"Kalau begitu, kamu bisa dong besok selepas Ashar datang ke rumah Kakak?"
"Insyaallah bisa, Kak. Memangnya besok ada acara apa di rumah Kakak?
"Sudah! Besok kamu datang saja ke sini selepas Ashar."
"Baiklah, Kak."
Dan setelah mengucapkan salam, Dani pun mengakhiri panggilan teleponnya.
**********
Esok harinya, selesai salat Ashar, Dani langsung menghidupkan sepeda motornya yang dari semalam tidak beranjak dari tempatnya. Setelah memanaskan sebentar, sepeda motor itu langsung ia pacu menuju rumah Kak Ahmad karena semalam ia sudah berjanji akan mengunjunginya selepas Ashar.
Rumah Kak Ahmad tidak begitu jauh dari rumah Dani, jarak kurang lebih hanya dua kilometer saja. Tak sampai seperempat jam, sampailah Dani di rumah Kak Ahmad.
Dani mematikan sepeda motornya lalu memarkirkannya di depan rumah. Ketika Dani mengetuk pintu pagar sambil memberi salam, seorang wanita keluar dari dalam rumah dan menjawab salamnya. Samar-samar Dani merasakan sesuatu yang familiar.
Dani mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan Kak Ahmad. Wanita itu lalu membukakan pintu dan mempersilakannya masuk.
Ketika wanita itu mengatakan kalau Kak Ahmad ada di kebun belakang rumah, sesuatu yang familiar, yang semula samar-samar ia rasakan, perlahan-lahan menjadi nyata.
Dani tidak langsung menuju belakang rumah, ia sejenak memperhatikan wanita itu yang kembali berjalan masuk dan duduk di ruang tamu bersama anak Kak Ahmad yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Melihat semua itu, sesuatu yang sangat familiar semakin nyata dirasakan Dani.
Dani lalu melangkahkan kakinya menyusuri samping rumah menuju kebun di belakang rumah. Setibanya di kebun, ia melihat Kak Ahmad sedang berbaring santai di kursi panjang yang terbuat dari bambu. Rasa yang sangat familiar itu kembali muncul.
Dani memberi salam dan mencium tangan Kak Ahmad, lalu duduk di salah satu bangku kecil yang juga terbuat dari bambu. Di sana ada tiga bangku kecil dan satu bangku panjang. Di tengahnya, terdapat sebuah meja yang juga terbuat dari bambu.
Dani dan Kak Ahmad kini sudah terlibat dalam obrolan santai. Saat sedang asyik mengobrol, Dani berkata dengan nada bercanda, "Sebelum kita mengobrol semakin jauh tak tentu arahnya, bolehkah saya menebak maksud dari Kak Ahmad menyuruh saya datang ke sini?"
"Boleh, Dan. Kalau kamu tepat menebaknya, kamu boleh mengisap rokok ini," jawab Kak Ahmad sambil meletakkan sebungkus rokok kretek yang sudah terbuka dan isinya sudah berkurang di atas meja bambu.
"Saya pasti akan menebaknya dengan tepat, Kak. Karena saya merasa sudah sangat familiar dengan ini semua."
"Coba apa, Dan?"
"Kak Ahmad ingin memperkenalkan saya dengan wanita yang sedang mengajarkan les anak Kak Ahmad di ruang tamu."
Kak Ahmad terkejut mendengar tebakan Dani. Ia menatap Dani dengan heran, lalu bertanya, "Bagaimana mungkin kamu bisa menebak dengan tepat maksud Kakak menyuruhmu datang ke sini, Dan?"
Dani tersenyum tipis dan berkata, "Saya merasa seperti pernah mengalami kejadian ini sebelumnya. Selain itu, saya juga bisa menebak nama wanita itu dan juga usianya."
Kak Ahmad mengambil sebatang rokok kretek dari bungkusnya yang tergeletak di atas meja bambu, lalu menyalakannya. Ia menghisap rokok sejenak sebelum berkata, "Walaupun benar, mungkin saja tebakanmu itu hanya kebetulan semata, Dan. Kakak tidak yakin kamu juga bisa menebak siapa namanya dan berapa usianya."
Sebelum menjawab Dani kembali tersenyum tipis, "Nama wanita itu Tya, nama lengkapnya Septyaningtyas. Usianya lebih muda tiga tahun dari saya."
Kak Ahmad semakin terkejut dan heran. Semua tebakan Dani tepat. Dalam keheranannya ia berkata, "Kakak tidak percaya ini semua, tapi ini nyata. Bagaimana mungkin kamu bisa menebak semuanya dengan benar, Dan?"
"Entahlah," Dani mengangkat bahunya. "Dia yang sudah lama tertidur sepertinya sekarang bangun kembali."
Dia? Dia siapa, Dan?
"Saya tak tahu dia itu siapa, dan apa namanya. Dia itu sudah lama tertidur. Terakhir dia terbangun saat saya masih menjalin hubungan dengan seorang gadis dari Jawa Barat, kurang lebih tiga tahun yang lalu."
Kak Ahmad memandang Dani dengan penuh kebingungan, mencoba memahami kata-kata misterius yang baru saja diucapkan Dani. Hatinya dipenuhi rasa ingin tahu dan keingintahuan yang tak terbendung.
"Apa maksudmu dengan dia yang sudah lama tertidur?" tanya Kak Ahmad.
Dani mengambil napas dalam-dalam sebelum menjelaskan, "Dia yang saya maksud bukanlah manusia, tapi hanya istilah saya untuk menyebut sebuah keanehan yang saya miliki. Lebih tepatnya, saya seperti mempunyai kemampuan aneh kadang terasa seperti deja vu atau perasaan akrab dengan suatu keadaan. Saya merasakan seperti pernah mengalami suatu kejadian sebelumnya, padahal sebenarnya saya belum pernah mengalaminya."
Kak Ahmad terdiam sejenak, ia mencoba mencerna perkataan Dani. Kemudian ia berkata dengan penuh keheranan, "Jadi kemampuan aneh kamu ini membuatmu merasa seolah-olah kamu sudah pernah mengalami sesuatu sebelumnya, padahal sebenarnya itu adalah pengalaman yang baru kamu alami."
Dani mengangguk
"Lalu apa hubungannya dia dengan kemampuanmu untuk menebak hal-hal tadi?" tanya Kak Ahmad dengan rasa penasaran dan keingintahuannya yang semakin besar.
"Mungkin karena saya merasakan seperti pernah mengalaminya, sehingga saya bisa menebaknya dengan tepat," lanjut Dani.
"Apakah ini berarti, kamu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?"
"Entahlah, kadang-kadang, ketika saya mengalaminya, saya bisa merasakan dan memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun tak berarti kejadian-kejadian tersebut akan selalu terjadi persis seperti yang saya rasakan."
Kak Ahmad menatap Dani dengan tatapan campuran antara kagum dan khawatir. "Kakak tidak tahu apa yang harus kakak katakan. Terkadang memang ada orang yang memiliki intuisi atau perasaan seperti itu. Mungkin ini adalah hal yang unik dari dirimu, Dan, tapi Kakak berharap kamu tidak terbebani oleh kemampuan tersebut."
Dani tersenyum mengerti. "Terima kasih, Kak. Saya paham apa yang Kakak maksud. Meskipun memiliki kelebihan ini, saya belajar untuk tidak terlalu bergantung padanya, tapi yang terpenting saat ini, apakah saya boleh bertemu dengan Tya?"
Kak Ahmad tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Tentu saja boleh, boleh banget. Ayo, kita ke dalam untuk menemuinya... Hahaha."
Tamat
Baca juga: Misteri Di Balik Kata Hmmm
Dani dan Ahmad = Ahmad Dhani, hehe..
BalasHapusPas Ahmad ngudud, aku juga ikut ngudud tadi wkwk..
Dejavu atau semacam cenayang, keren sih klo punya kemampuan ini, di film Tom Cruise gara2 punya kemampuan ini dia jadi mudah menangkap penjahat..
Btw (1), kenal Bu Rini Palupi gak mas, anak MWB juga, beliau kayaknya punya kemampuan itu juga, dia bisa tau klo orang mau meninggal dunia, hihi..
Btw (2), Mgkn di si *dia* itu bangun gara2 Dani membaca posting Jaey yg berjudul "Beneran gak sih ada yg bisa melihat mahluk halus?" Wkwk..
Jika betul begitu, berarti posting Jaey mmg emezing bisa membangkitkan *dia* 🤣🙏🙏
Hmm Tya, klo menurut penerawanganku, Tya sedikit lbh langsing daripada Ningsih, tul gak mas? 🤣🤣
Iya juga ya jadi Ahmad Dhani..wkwkwk.. padahal saya buat bukan lagi dengerin lagu dewa tapi lagi dengerin lagu-lagunya Nike..hihihi
HapusSaya rasa deja vu itu bukan semacam cenayang, deja vu datangnya spotan dan random dan tak bisa dikendalikan. Kalau ngga salah film Tom Cruise yang judulnya Minority Report itu kan.
Rini palupi, kenal saya yang blognya rini wp itukan yang mottonya Aku Harus Hidup. Jadi ingat teman Facebook juga yang orang Pangandaran dia juga bisa tau orang mau meninggal.
Hahaha..bukan, cerita di atas terjadi jauh sebelum postingan kang jaey,..hahaha
Salah, Tya itu sama kayak Umy cuma tya lebih tinggi beberapa centimeter dari Umy.. hihihi
Mbak Rini gimana kabarnya ya, sudah lama tidak pernah tegur sapa
HapusSama, saya juga udah lama ngga buka Facebook jadi ngga tau perkembangan di Facebook..hihihi
HapusGa bosan kah mas dengerin lagu yg sama berulang2.. klo aku baru2 ini suka lagu "berkibarlah bendera negeriku", cuma aku dengerin selama 3 hari aja, di ulang2 sekitar 100x, pas sdh puas ga pernah aku dengerin lagi, hihi.. dan biasanya ganti denger yg lain lagi 😅😅🙏
HapusOh cerita diatas sdh lama terjadi, syukurlah.. kirain gara2 aku yang membuatnya bangkit dari tidur, seram juga klo misalnya aku yg membuatnya bangkit, bisa2 *dia* mendatangiku, ihh gamau 🤣🤣
Iya sama aku jg ga pernah lagi melihat status baru dari fb Mbak Rini, beliau menghilang berbarengan dgn kalian yg juga menghilang 🤣
Mbak Rini aktifnya di IG.
HapusNgga lah, malah bisa seharian dengarinnya.
HapusSantai aja, kang. Masih aman. Palingan bulan depan baru didatangi..wkwkwk.
Berarti mbak Rini kompak sama kita-kita, kang.. wkwkwk.
Oh Bu Rini aktif di IG, ok sip lah.. 👍
HapusBisa dengar lagu seharian, berarti termasuk pecinta lagu, ok sip lah.. 👍
Di datangai hantu bln depan, wah.. ini tidak sip nih hihi..
Saya memang pencinta lagu, tapi cuma dari penyanyi atau band tertentu saja. Yang saya putar itu Iwan, Nike, Inka kalau bandnya Dewa 19 (vokalis Ari Lasso) sama The Corrs, Kang.
Hapushih serem juga kalo punya kemampuan tau siapa yang akan meninggal, lebih serem kalo kejadian sama orang tua atau keluarha dekat
HapusItu mendengarkannya, setiap hari atau setiap ingin saja mas? 😅
HapusSeram memang Nif, ya itu tak ada yg bisa dilakukan selain pasrah.. 😅
Ngga setiap hari cuma kalau lagi pengen aja.
HapusAkhirnya kolom komentar dibuka lagi. Kemungkinan ini karena Dani tahu banyak yang pengin komentar makanya dibuka lagi.😅
BalasHapusKalo bisa tahu suatu kejadian padahal baru pertama kali mengalami, kalo orang Jawa nyebut nya weruh sedurunge winarah. Kayak Dani ini, tahu mau kenalan sama Tya.
Btw, Dani tahu nomor togel yang mau keluar besok ga, biar ngga usah jadi pegawai lagi.😁
Bisa jadi begitu, Mas..wkwkwk
HapusKalau diterjemahkan di google translate 'Weruh Sedurunge Winarah' artinya 'Melihat Sebelum' kayaknya cocok tuh tapi kalau diterjemahkan ke bahasa Prancis bukan 'Deja Vu'' melainkan 'Vu Avant..hihihi
Tau, Mas. Memangnya mau masang berapa milyar?
Kalo pakai google translate memang kadang ngaco. Contohnya Soto Kudus kalo diartikan jadi Holy Soto atau kota Malang jadi Unlucky City.🤣
HapusPasang 1/2 M dulu mas, siapa tahu dapat 2 juta, lumayan lah.🤣
Masa sih iklannya ngga ada, padahal saya ngga utak-atik kok iklannya, Kang.
HapusBerarti google translate ngga bisa dipercaya ya, nerjemahin seenaknya aja..hihihi
Kalau setengah miliar dapatnya setengah rupiah, Mas. Setengah rupiah itu berapa ya? (Bingung saya...hahahah)
Namanya juga robot, jadinya kalo nerjemahin ya semaunya dia.😁
HapusMemang robot yang ngga punya perasaan..hihihi
HapusLama amat bertapanya ya ..si Dani berarti punya kemampuan melihat dan merasakan ..makanya dia tau ttg si perempuan itu..tapi Dejavu itu bukannya perasaan kayak pernah melihat/kenal atau kejadian di masa lalu dan sekarang seolah"melihat lagi..kejadiannya.iya nggk sih
BalasHapusKarena keasyikan bertapa jadi ngga nyadar udah lama..wkwkwk
HapusKayaknya seperti itu, biar pasti coba nanti saya tanyakan lagi..hihihi
Mungkin seperti itu arti deja vu makanya itu ditulisnya seperti deja vu bukan deja vu..hihihi
Wkwkw..sering denger aja..tapi ga tau tulisannya..intinya ya gitulah😁
HapusSama kita, Mbak. Toss yuk...hihihi
HapusSeptya wah jadi inget mantan gue Huu...🤣🤣🤣
BalasHapusharusnya nama ceweknya Maya Huu.😁😁
Hebat juga si Dhani Manaf bisa punya indra ke 7 apa mungkin dulu Dhani pernah mati suri kali Huu jadi bisa menebak masa lampau atau yang akan datang.😁😁
Jadi inget pelajaran bahasa Indonesia... "Dia tidak tidur sayang, Tetapi sebuah peluru bundar bersarang didadanya"
Cocok lagunya Huu 'Deru dan Debu' Nike Ardila.😁😁
Jangan jangan mantan kang satria namanya Maya.😂
HapusKan si Maya udah meninggal, Kang.
HapusBukan indra ke 7 tapi indra anak bojong..wkwkwk
Itu puisi kah?
Mungkin juga itu mantannya mas satria, mas agus...hihihi
HapusMantan Kang Satria juga klo ga slh ada yg meninggal, dia ceritakan di cerpen.. itu slh satu cerpen yg membuatku ikut berkaca-kaca 😅
HapusOh iya, dulu ada mantan kang satria yang juga ninggal ya, cuma lupa judul cerpen nya apa
Hapusakhirnya kolom komentar cerpennya dibuka maneh mas her wkwkkw...
BalasHapusLucu juga tuh tebak tebakan kalau nebaknya bener dikasih sebat...e ternyata Daninya berkemampuan bisa seperti meraba masa depan, kayak pernah ngalamin di masa sebelumnya dengan rangkaian rangkaian peristiwa yang belum terjadi...ternyata ke depannya beneran terjadi sama persis seperti pada saat itu dibayangkan ya...
dan akhirnya cerpen ini bermuara pada kata Tamat, biar si admin bisa lamaan tapa odop..on dekade one post 🤣 lagi dan tokoh tya (septyaningtyas) menjadikan penasaran para pembaca 😂
Ya begitulah si Dani bisa dibilang bisa meraba masa depan tapi ngga juga siih..hihihi
HapusTenang ngga lama lagi terbit post baru..hihihi
Titip salam aja untuk Mbak Tya. Gak peduli Mbak Tya-nya fiktif atau fakta. Haha ...
BalasHapusGimana cara menyampaikan salamnya ya, bingung saya? Wkwkwk.
Hapuskemampuan yang sangat menakjubkan, bisa kali mas tanya nomer besok keluarnya berapa, siapa tau dani punya kemampuan itu juga 😁
BalasHapusBisa, per nomornya seratus ribu ya.. hihihi
Hapussi Dani mirip saya, kalau nomor ngga dikenal males mau jawab.. atau jawab tapi suara judes.. keseringan dapat telpon tipu-tipu
BalasHapusKayaknya Dani begitu juga keseringan dapat telpon dari penipu.
HapusWah Dani gabut (gaji buta) nih! Bukannya kerja malah main game sebelum jam pulang 🤣
BalasHapusNgomong-ngomong soal de javu. Aku pun pernah beberapa kali mengalaminya. Tapi kemampuan Dani sih lebih hebat lagi, bisa tau nama dan umurnya segala.
Kebiasaan buruk si Dani memang seperti itu, suka gabut..wkwkwk
HapusBukannya lebih hebat mungkin karena dia merasa pernah mengalaminya maka tebakannya pas
Agak2 gimana juga kalo ada kemampuan begini yaa 😅. Memang lebih bagus sebenernya ga tahu, jadi ga ada beban apa2.
BalasHapusBtw, akhirnyaaa ada cerita lagi mas. Bbrp kali aku balik, waktu itu kayaknya ga ada yg baru 😅
Memang lebih bagus lagi ngga ada kemampuan seperti itu jadi hidup bisa santai eh ngga juga sih kadang ada kemampuan seperti itu juga mengasyikkan..hihihi
HapusKebetulan lagi ada ide buat bikin cerita jadi bisa update feh