Dara, Gadis Dunia Maya (#2) - Cerbung

Dara, Gadis Dunia Maya (#2) - Cerbung




dara,gadis dunia maya - cerbung
Sumber gambar google.com diedit oleh Hermansyah


"Man, besok jadikan ikut aku pulang ke Banjarnegara?" Tanya Arief, teman kerjaku ketika aku bertemu dengannya di dalam sebuah lift yang membawa kami naik ke lantai atas tempat kami berdua bekerja.

"Jadilah, kan aku sudah mengambil cuti kalau sampai nggak jadi bisa mati bego aku di rumah, Rief. Dan aku juga pengen tau keramaian pesta pernikahan di Banjarnegara itu seperti apa selama ini aku belum pernah menghadiri pesta pernikahan di Banjarnegara, Rief," jawabku.

"Oke, Man. Kalau jadi nanti aku kenalin kamu sama saudara sepupuku kali aja kamu berjodoh dengannya."

"Lah kan sepupu kamu besok mau nikah kok malah mau dikenalin ke aku, bisa digebukin orang sekampung aku, Rief?"

"Bukan yang mau menikah yang mau aku kenalin tapi sepupuku yang lainnya, Man. Cuma dia tak secantik gadis kota maklumlah dia cuma gadis kampung biasa."

"Oh, bolehlah... Walau gadis kampung, menurutku gadis-gadis Banjarnegara itu cantik-cantik juga. Aku pernah....."

"Pernah apa, Man. Kok nggak diterusin?"

"Pernah ke Banjarnegara tepatnya sih pernah lewatin Banjarnegara dan melihat gadis Banjarnegara, Rief." Huff... hampir saja aku keceplosan mengatakan kalau aku pernah menjalin hubungan cinta dengan gadis dari Banjarnegara.

"Oke, Man. Besok aku jemput kamu di rumah selepas Ashar."

"Oke deh.."

Pas keluar dari lift kamipun berpisah menuju ruang kerja masing-masing walau satu tempat kerja aku dan Arief berbeda bagian.

Besok sorenya sebuah mobil berjenis MPV warna hitam berhenti tepat di depan rumahku. Seorang pemuda turun dari dalam mobil dan memberi salam.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam," aku langsung menjawabnya karena memang aku sudah menunggu kedatangannya.

"Siap berangkat, Man."

"Siap, Rief. Sebentar aku pamit dulu sama orang tuaku."

Aku pun masuk ke dalam untuk pamit sama orang tuaku dan kembali keluar dengan menenteng sebuah tas punggung yang berisi beberapa lembar pakaian untuk salin.

"Cuma bawa itu aja, Man," tanya Arief.

"Iya, memang mau bawa apalagi?"

"Kirain kamu mau bawa rumah juga," kelakar Arief.

"Bolehlah kalau bisa," balasku sambil tertawa.

Aku dan Arief berjalan menuju mobil. Arief menyuruhku duduk di bangku depan untuk menemaninya menyetir sedang di bangku belakang aku melihat kedua orang tuannya dan adik perempuannya dan satu gadis muda yang tidak aku kenal dan baru kali ini aku melihatnya.

Kunci kontak dimasukan, mesin distarter dan mobil pun berjalan pelan membawaku menuju salah satu kabupaten yang ada di jawa tengah, kabupaten Banjarnegara.

=============== Baca juga Cerita  Yang Lainnya : Dia Yang Kusayang ===============

Mobil terus berjalan membelah keramaian jalan kota Jakarta dan perlahan namun pasti meninggalkan kota Jakarta. Dan kini mobil sudah berada di jalan tol. Arief mengendarai mobilnya cukup santai  kecepatannya masih di bawah batas maksimal kecepatan berkendara di jalan tol. Sesekali aku mengajak ngobrol Arief agar dia tak kehilangan konsentrasinya dalam mengemudi. Keadaan di luar mobil sudah gelap karena sudah lewat Magrib. Lampu-lampu penerang jalan tol  sudah menyala begitu juga dengan lampu-lampu lainnya.

"Rief, cari rest area dulu kita istirahat sekalian salat Isya sudah jam tujuh lewat," ucap bapaknya Arief.

"Iya, Pak. Nanti kalau ada rest area kita berhenti di situ," jawab Arief.

Cukup lama juga baru terlihat ada sebuah rest area, Arief mengarahkan mobil yang dikemudikannya memasuki rest area untuk istirahat sejenak. Setelah mobil berhenti kami semua turun dari mobil, kedua orang tua Arief bersama adik dan gadis muda yang belum kukenal langsung menuju musala. Aku bersandar pada badan mobil, kukeluarkan sebatang rokok membakarnya dan mengisapnya.

"Ayo kita salat, Man."

"Sebentar, Rief. Aku merokok dulu mulut udah asam dari tadi."

"Ya udah aku duluan nanti selesai salat kita makan dulu dan istirahat sejam baru kita lanjut lagi."

"Oke, nanti setelah rokok ini habis aku susul, Rief."

Arief mengangguk dan berjalan menyusul keluarganya yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Sepeninggal Arief aku melanjutkan merokok sambil bersandar di badan mobil. "Sudah lama ingin ke Banjarnegara tapi tak jadi-jadi pas jadi sayangnya cerita itu sudah berakhir," ucapku dalam hati sambil menghela napas panjang.

Tak terasa rokok yang kuisap hampir habis dan aku pun membuangnya. Sebelum pergi menyusul Arief kukeluarkan ponselku lalu mengambil foto rest area dan membagikan foto tersebut ke Facebook dengan sedikit ditambahkan  keterangan "Istirahat sejenak sebelum lanjut menuju Banjarnegara."

Kuaktifkan mode pesawat pada ponselku sebelum memasukkannya ke saku celana setelah itu aku berjalan menuju musala yang ada di rest area untuk menunaikan salat Isya. Selesai salat aku melihat-lihat ke seputaran musala mencari Arief dan keluarganya tapi tak kulihat mereka ada musala. Aku melangkah keluar dari musala mengeluarkan ponsel lalu menonaktifkan mode pesawat. Ketika mode pesawat dinonaktifkan dan jaringan sudah terhubung kembali langsung terdengar notifikasi dari Facebook dan WA. Aku tak menghiraukan semua notifikasi yang masuk, aku langsung menelpon Arief untuk menanyakan lokasi dia ada di mana, "Ada di mana kok aku cari-cari di musala nggak ada?" "Di rumah makan, lagi makan ini." "Oke aku ke situ." Dan aku pun bergegas melangkah menuju rumah makan yang ada di rest area.

Setibanya di rumah makan aku melihat Arief dan keluarganya sedang makan di satu meja dan aku pun langsung menghampirinya.

"Makan dulu atau minum dulu, Man," ucap Arief setibanya aku di dekatnya.

"Iya, Nak Herman. Makan dulu setelah kenyang baru kita lanjut. Kalau perut kenyang di mobil kan bisa tidur," sambung ibunya Arief.

Aku pun duduk di sebelah Arief dan tepat di depanku duduk gadis muda yang belum aku kenal. Walau dia sudah beberapa jam bersamaku dalam satu mobil tapi aku belum berkenalan dengannya. Kuperhatikan wajahnya cukup cantik dan usianya mungkin beberapa tahun lebih muda dariku, dandannya sangat sederhana dia hanya memakai lipstik tipis.

"Namanya Eni. Eni Setiawati, Nak Herman," ucap ibunya Arief

"Ohh" ucapku gelagapan.

"Santai aja, nggak usah gelagapan gitu, Man,"

"Gimana nggak gelagapan, Rief. Lagi enak-enaknya mandangin bidadari eh diceletukin ibu jadi pengen malu aku, Rief," ucapku sambil tertawa.

Semua ikut tertawa kecuali Eni, dia duduk terdiam memandangiku sebentar lalu melanjutkan makannya.

"Dia ini masih sendiri lho, Man."

"Masa sih gadis secantik bidadari masih sendiri, nggak percaya aku, Rief?"

"Kalau nggak percaya tanya saja sama ibuku, Man."

"Masa tanya sama ibu, tanya saja sama orangnya langsung, Nak Herman."

"Herman mana berani tanya langsung ke Eni, kenalan aja dia nggak berani," bapaknya Arief menimpali sambil tertawa.

"Udah, udah... Lihat tuh mukanya Eni udah merah tapi tetap cantik sih.. hahaha."

"Mukanya mas Herman juga merah tuh."

Serentak semua tertawa.

Setelah pesanan ku diantarkan oleh pelayan rumah makan aku pun langsung makan, sambil makan sambil ngobrol ke sana ke mari. Dari obrolan itu aku jadi tau siapa Eni ternyata Eni masih saudara dengan Arief walau saudara jauh. Orang tuanya Eni masih saudara sepupu dengan orang tuanya Arief.

=============== Baca juga Cerita  Yang Lainnya : Rasa Yang Telah Terbunuh ===============

Selesai makan kami melanjutkan perjalanan, aku menawarkan diri untuk menggantikan Arief menyetir agar dia bisa istirahat tapi Arief menolaknya dia bilang temani saja dia di depan sambil sesekali mengajaknya mengobrol agar tidak mengantuk. Perjalanan masih cukup jauh mungkin menjelang subuh baru sampai paling cepat jam dua atau jam tiga pagi.

Sambil mengobrol dengan Arief, aku membuka ponselku melihat notifikasi yang masuk, notifikasi WA ataupun Facebook. Di Facebook sudah banyak sekali notifikasi yang masuk, notifikasi yang mengomentari foto yang ku bagikan.

"Wah si Herman mau ke Banjarnegara, ternyata diam-diam dia berhubungan akrab sama Dara." Komentar dari Bayu.

"Tau tuh orang, bilangnya kagak deket tau-tau nyamperin ke rumahnya." balas Jaka.

"Gue jadi curiga jangan-jangan dia yang melarang Dara main FB makanya Dara jarang online." Ahmad menimpali.

"Wkwkwk.." aku pun membalasnya.

"Jiahhh.. gubrakkkk..dia cuma ketawa. Parah luh, Man." sambar Deni.

"Udah-udah kita doain aja semoga dia sama Dara berjodoh biar dia nggak galau terus..xixixi." Ucap Shanty.

Aku hanya senyum-senyum dan ketawa kecil membaca komentar-komentar dari pasukan bocor alus.

Melihat aku senyum-senyum dan tertawa sendiri Arief lalu bertanya, "Kenapa kok senyum-senyum dan ketawa sendiri, Man?"

"Ini komentar-komentar teman Facebook-ku pada gokil semua, Rief."

"Oh kirain aku, kamu udah stress gara-gara kekenyangan makan, Man."

"Kalau kekenyangan bukan stress tapi kebiasaan orok yang kumat."

"Kebiasaan orok?"

"Iya kebiasaan orok, alias ngantuk, Rief."

"Kalau ngantuk tidur aja yang lain juga udah pada tidur tuh."

Aku menengok ke belakang. Memang kulihat semuanya sudah pada tertidur dan ketika aku melihat Eni dalam hatiku berkata, "Lagi tidur aja terlihat cantik apalagi kalau diajak kondangan."

"Aku temani kamu menyetir aja Rief biar bisa tetap fokus dan tidak tertidur"

"Terima kasih, Man. Itu sebabnya mengapa aku mengajak kamu ke Banjarnegara biar aku menyetir ada teman mengobrolnya, Man."

"Ngomong-ngomong sepupu kamu  menikahnya sama orang mana, Rief?

"Sama orang Banjarnegara juga cuma beda kecamatan aja, Man."

"Sama orang Banjarnegara juga, pasti banyak upacara adatnya nih. Jadi semakin penasaran aku sama keriuhan pernikahan nanti."

Kami asyik mengobrol dan tak terasa perjalanan sudah memasuki kabupaten Banjarnegara. 

"Sebentar lagi kita sampai, Man." 

Aku tak menyahuti perkataan Arief, mataku fokus memandangi sebuah masjid yang ada di depan. Ketika mobil melewati masjid tersebut aku terus memperhatikan karena mobil berjalan cukup kencang nama masjid itu tak  sempat terbaca olehku. "Masjid itu seperti pernah kulihat, sayang namanya tak sempat kubaca," kataku dalam hati. Otakku berpikir keras mencoba mengingat-ingat masjid yang baru saja terlewati itu. Kembali aku berkata dalam hati "sepertinya aku memang pernah melihat masjid tersebut tapi kapan?. Aku kembali menengok ke belakang melihat masjid tersebut. 

"Ada apa, Man?" Tanya Arief.

"Itu tadi masjid yang baru saja kita lewati bentuknya bagus, Rief," jawabku dan semoga saja Arief tak curiga.

"Oh masjid itu, masjid itu namanya masjid Al-Munawaroh, Man. Bentuk bangunannya memang bagus, Man."

Mendengar nama masjid tersebut aku kembali berkata dalam hati, "Al-Munawaroh, sepertinya aku pernah mendengar nama masjid tersebut dan sepertinya memang aku pernah melihat masjid tersebut tapi kapan. Walau sudah beberapa kali aku ke Banjarnegara tapi rasa-rasanya aku belum pernah ke tempat ini."

"Masjid Al-Munawaroh?" Tanyaku memperjelas.

Iya, masjid Al-Munawaroh. Memangnya kenapa, Man. Ada yang aneh kah? Tanya Arief menyelidik.

"Munawaroh, namanya kayak nama temanku, Rief."

"Benar kah?"

Iya, Rief. Teman aku waktu sekolah."

"Teman atau teman, Man?

"Teman, Rief," ucapku sambil tertawa.

=============== Baca juga Cerita  Yang Lainnya : Makhluk Manis Dalam Lift ===============

Sekali lagi aku menengok ke belakang melihat masjid tersebut yang sudah tertinggal cukup jauh. Aku kembali mencoba mengingat-ingat kapan aku pernah melihat masjid itu.

"Tenang saja Man nanti juga kamu bisa melihat masjid itu lagi."

"Biar kutebak, nanti pulangnya pasti kita lewat sini lagi kan, Rief.'

Iya, Man. Pulangnya memang kita akan lewat sini lagi tapi bukan itu sebabnya, Man."

"Lalu...?"

"Kamu ingat nggak, kalau aku mau kenalkan kamu sama sepupuku?"

"Ingat, Rief. Lalu apa hubungannya sama masjid itu?"

Dia tinggal tak jauh dari masjid itu, Man."

Mendengar jawab  dari Arief, aku langsung ingat kapan aku pernah melihat masjid itu. Aku melihat masjid itu ada di dalam salah satu foto yang dikirimkan Dara kepadaku. Masjid itu menjadi latar belakang foto Dara bersama dengan temannya yang dikirimkan kepadaku lewat WA. Waktu aku bertanya kepada Dara, itu di mana, Dara bilang itu tak jauh dari rumahnya dan dia juga bilang nama masjid itu masjid Al-Munawaroh.

"Jangan-jangan sepupu kamu........"

"Jangan-jangan sepupu aku apa,  Man?"

"Marbot masjid, Rief...hahaha."

Karena teringat sama Dara hampir saja aku mengatakan kalau sepupunya Arief itu adalah Dara. Untung saja aku masih bisa mengalihkannya dan Arief pun tak curiga.

"Sepupu aku perempuan masa marbot masjid, sakit kamu, Man.. hahaha."

"Hahaha.."

Aku dan Arief tertawa ngakak sampai-sampai ibunya Arief terbangun dan bertanya, "apa yang ditertawakan sampai ngakak begitu?"

"Ini bu, si Herman sakit," jawab Arief sambil menahan tawa.

"Nak Herman sakit apa?"

"Sakit perut sampai mules, Bu."

"Tahan, Man. Jangan sampai keluar di dalam mobil sebentar lagi kita sampai..hahaha."

"Hahaha."

Aku dan Arief kembali tertawa ngakak sampai-sampai semua yang tertidur terbangun oleh suara tawa kami berdua sedang ibunya Arief hanya geleng-geleng kepala saja. Dan untungnya pas mereka semua terbangun perjalanan hampir sampai hanya tinggal beberapa ratus meter saja dan mereka yang terbangun tak melanjutkan tidurnya kembali.

Tak lama kemudian Arief menghentikan mobil yang dikemudikannya tepat di depan sebuah rumah yang cukup besar dengan halaman yang luas dan tanpa pagar pembatas.

"Nah kita sudah sampai, selamat datang di Banjarnegara, Man," ucap Arief sambil mematikan mesin mobilnya.

Aku mengambil tasku yang ku taruh di dashboard mobil lalu membuka pintu dan keluar dari dalam mobil. Tubuhku langsung disambut hawa dingin, ketika aku melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kiriku ternyata hampir jam setengah empat pagi. Sebelum melangkah menuju rumah ku hirup napas dalam-dalam untuk menikmati segarnya udara di pedesaan di waktu dini hari.

"Man, ayo masuk. Kita istirahat di dalam saja di luar udaranya dingin, Man," ucap Arief sambil melangkah menuju rumah.

Memang udaranya terasa dingin bukan cuma dingin bahkan terasa sangat dingin bagiku yang sudah terbiasa tinggal di kota yang cukup panas. Aku pun berjalan menuju rumah mengikuti Arief dan masuk untuk istirahat.




Bersambung

Komentar

  1. Kemungkinan sepupunya si Arif itu adalah si Dara karena sama2 tinggal tidak jauh dari masjid Munaroh 😅

    Berarti bukan si Dara kan yang menikah jadi aman masih punya kesempatan buat memiliki si Dara tapi sepertinya Herman juga suka sama Bidadari yg sedang tertidur di mobil, hmm.. sulit ditebak 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin si Dara tapi entahlah belum jelas juga soalnya..hihihi

      Belum tentu juga bisa aja yang menikah itu si Dara.
      Kalau susah ditebak jangan ditebak, kang.. wkwkwk

      Hapus
    2. Iya masih belum jelas, kita tunggu saja kelanjutannya setelah iklan J-Phone muncul 🤣

      Hapus
    3. Jadi sholat ied bareng kah Herman dan Dara di masjid Al-Munawaroh 😅

      Hapus
    4. Belum Huu kan belum ketemu...Mungkin nanti pas lebaran Haji.🤣🤣🤣

      Hapus
    5. Nah itu pas lebaran haji tapi ngga tau lebaran haji tahun ini atau tahun depan atau depannya lagi..hihihi

      Hapus
    6. Lhaa keburu berjamur Huu...🤣🤣🤣

      Hapus
    7. sambil makan gulai kambing dunk :D

      Hapus
    8. Tul sambil maem gulai kambing 😅

      Hapus
    9. Gulai kambing? Yang kayak gimana tuh gulai kambing?

      Hapus
    10. Gulai kambing itu masakan daging kambing dikasih gula mas.😁

      Hapus
    11. pada pinter pinter amat ya hihihi

      Hapus
  2. si eni juga cantik kayak bidadari, kenapa ga di jodohin sama eni aja mas si hermanya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ya kenapa ngga dijodohkan sama Eni aja yang udah jelas orangnya. Nanti dah diatur biar bisa dijodohkan sama Eni..hihihi

      Hapus
    2. wkwkwk.. ydh di atur-atur aja dulu mas, buat so herman bahagia sama pilihanya nanti, kasihan dia merana terus hihihi :D

      Hapus
    3. Ini lagi diatur dan dipilih kata-kata yang bagus biar terlihat bahagia.. wkwkwk

      Hapus
  3. Apa iya si Dara masih sepupuhnya Arief?? Dan apa benar si dara gebetan Man orang yang sama? Masih menjadi misteri.

    Lalu apakah man akan pindah kelain hati, karena dalam perjalanan menuju Banjar Negara Man dikenalkan oleh Eny sepuouh Arief juga...Atau kemungkinan Man tetap setiap kepada Dara. Karena Man mendapat peluang yang sama meski boleh dikatakan semua tetap masih jadi misteri.


    Lalu bagaimanakah kisah selanjutnya, Ikuti terus cerita ini setelah iklan sarung cap gajah bengkak berikut ini.😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah banyak iklan masuk cerpen ini, pasti duit dari ngiklan banyak deh 🤣

      Hapus
    2. Misteri akan terus berlanjut sampai episode terakhir, ikuti terus jangan sampai terlewatkan

      Lumayan banyak, Nif. Cukup buat beli selusin Lamborghini.. wkwkwk

      Hapus
    3. wah gila, banyak banget dong mas duit iklanya sampai bisa buat beli selusin lamborghini, aq juga mau mas 🤣🤣

      Hapus
    4. Kalau mau beli jangan minta.. hihihi

      Hapus
    5. engga minta kok mas, tapi seiklasnya aja.. kayak ngemis yak 🤣🤣

      Hapus
    6. kasih aja si khanif 1 mas her wkwkwk

      Hapus
    7. Kalau setengah aja gimana, mau ngga?

      Hapus
  4. waduuh untung mules nya bisa ditahan sama man ya mas her wkwkkwkw...jadi penasaran kira kira nanti dara dan eny herman pilih yang mana ya xixixi...

    masjid almunawaroh kayak familier sih di kupingku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga ada yang dipilih, diambil dua-duanya..

      Terang aja familier kan letak masjid Al-Munawaroh di Kutowinangun sebelah Prembun..hihihi

      Hapus
    2. Samaan mbak mbul, saya juga penasaran dengan Dara...
      Ada juga Mesjid Al-Manawaroh ga jauh dari rumahku

      Hapus
    3. cek cek....udah komen tapi apa masuk kotak spamm wkwkw..kotak komen sekarang loading mas her hahahha

      udah kuduga jawabannya begitu. Asyiknya bikin cerpen ya mas her...tokoh utama atau hermannya mau lawan main ama siapa dan berapa juga suka suka sutradaranya hahahha

      oh aku habis googling sih masjid al munawaroh :D

      Hapus
    4. Mungkin nyangkut di spam, belum dicek soalnya.

      Nah itulah enaknya bikin cerita bisa semau hati tapi ribet nulisnya..hihihi

      Ternyata masjid Al-Munawaroh itu ada banyak ya, di mana -mana aja ada,

      Hapus
  5. Wah, masih belum ketauan arahnya.... masih kisah dalam perjalanan huhuhu...masih harus nunggu lagi tentang Dara..

    Persahabatan yang akrab dua sahabat dalam perjalan mereka...justru jadi pengen mudik nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya masih belum ketauan, mungkin masih ada dua atau tiga episode lagi ditunggu aja.

      Hapus
    2. Ya pasti ditunggu, lagian, asik lagi ngikuti dialog antara Herman dan Arief

      Hapus
  6. Tak sabar menunggu endingnya. Memangnya Dara itu siapa dan ada berapa. He he he .....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dara itu anak tetangga sebelah..hihihi

      Hapus
    2. Dara itu yg nyanyi lagu ini kan, "Kan sllu kuingat dihatiku, mesti ragamu tak dpt kumiliki, Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi, untuk bisa bersamanya, kumencintainya, sungguh mencintainya, rasa ini sungguh tak wajar namun kuingin tetap bersama dia utk selamanya, howowo wo oh" 😜😜

      Hapus
    3. Dara the Virgin, Cinta Terlarang

      Hapus
    4. Sdh tua mgkn orangnya skrg 🤣

      Hapus
    5. Mungkin sekarang umurnya tiga puluh tahunan. Dia kan penyanyi tahun 2000an, kang.

      Hapus
    6. Nanti saya cari dia, salah satu penyanyi yg saya suka juga itu selain Nabila jk48 🤣, vokalnya khas 👍

      Hapus
    7. Baru 25 dia huu, tapi ada yg berubah huu, dulu ada gigi kelinci sama lesung pipitnya, skrg gada 🤣

      Hapus
    8. Mungkin udah di-upgrade kali makanya sekarang jadi ngga ada..hihihi

      Hapus
  7. Dilema antara Dara dan Eni, menarik cerpennya, baca blog disambut lagu yang bikin semangat, mirip blognya mas Satria. SUkses selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin juga itu sebuah dilema tapi mungkin juga bukan..hihihi

      Hapus
    2. Lama2 Masher gaya bicaranya kaya Dilan dan Milea ya 🤣

      Hapus
    3. Bisa jadi ingin daftar main sinetron atau Film Huu...😁😁

      Hapus
    4. Oh Masher mau daftar main sinetron atau film 😅😅

      Hapus
    5. Masa sih? Padahal saya ngga tau gaya bicara Dilan dan Milea kayak gimana..hihihi

      Hapus
    6. Sebetulnya saya juga gatau gimana gaya bicara Dilan 🤣✌

      Hapus
  8. Ngerasa udah baca dan komen cerita ini tapi kok gaada ya komennya. Apa emang belum? 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin di part satu kali yang udah dikomentari atau komentarnya nyangkut di pohon bacang..hihihi

      Hapus
  9. Penasaraaaan ih, siapa sebenernya sepupu yg mau dikenalin ini. Aku juga curiganya Ama dara 😁. Tapi kok feeling2nya bakal jadi Ama Eni deh kayaknya 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Didoain aja biar jadinya sama eni biar tebakannya jadi benar.. wkwkwk

      Hapus
  10. Jadi bagaimanakah dengan Dara? Lanjutannya kayak apa nih kak penasaran..

    E,tapi lucu juga itu candaannya Arief, masa iya rumah mau dibawa, memangnya film Up rumah dibawa terbang haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entahlah lanjutannya kayak apa, saya juga masih bingung..hihihi

      Arief candaannya garing banget ya..hihihi

      Hapus
  11. Jadi kira kira sepupu Arief itu Dara apa Data ya.😂

    Mungkinkah Eni lagi makan gulai kambing makanya Herman ngeliatin.😁

    Masjid Al Munawaroh, kalo ngga salah di Brebes juga ada nama masjid itu. Nama masjid itu cukup banyak dipakai.

    Belum ada lanjutannya nih.🙄

    Minal Aidin Wal Faidzin ya mas Herman, mohon maaf lahir dan batin kalo banyak salah selama ini.🙏🙏🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul si herman jadinya ama si eni...hihihi

      minal aidzin wal faidzin juga ya mas agus....#lho kok si mbul yang jawab wkwkwk

      kabooor

      Hapus
    2. Bukan Dara atau Data tapi Dita..wkwkwk

      Mungkin juga soal agak aneh kalau bidadari makan gulai kambing..wkwkwk

      Lanjutannya lagi dirancang, ini udah dapat empat ratus kata.

      Sama-sama, Mas. Maaf lahir dan besar juga.

      Belum tentu juga tapi mungkin juga sih jadi sama Eni..hihihi

      Hapus
    3. hanya ditaaaaa....yang ada di dalam jantung hati...tempat bermanja wkwkkwkw...wahahahh makin galau dia sambungannya belum diramu nih...sutradara lagi casting pemain hihihi

      Hapus
    4. Sekarang udah ada tuh..hihihi

      Hapus
  12. Baru tahu kalau Banjarnegara itu hawanya dingin, jadi penasaran, apakah sekarang masih tetap dingin, karena di mana-mana hampir tiap saat hawanya gerah maksimal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba nanti saya tanya sama Dara Banjarnegara masih tetap dingin atau sudah hangat..hihihi

      Hapus
  13. kayaknya antara sepupunya arief atau yang mau nikah ini si dara yaa? pinisirin.. cuss lanjutin ceritanya mas ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru kayaknya berarti masih belum pasti dong.. hihihi

      Hapus

Post Yang Paling Banyak Dibaca

Sepenggal Kisah Dunia Maya (#1) - Cerbung

Dara, Gadis Dunia Maya (#1) - Cerbung

Makhluk Manis Dalam Lift - Cerpen

Dara, Gadis Dunia Maya (#3) - Cerbung

Misteri Di Balik Kata Hmmm - Cerpen